Sabtu, 28 Mei 2011

PUISI LAMAKU BERDARAH


PUISI LAMAKU BERDARAH

CAKARAWALA

Pagi menguakan cakrawala
bentang arah tujuan
Di sana lara nestapa
Song song kebrutalan dunia
Pesta pora telah usang
berganti waktu, tidak dimengerti

para pengemis di tengah kota
menuntut belas kasih
Seribu wajah tak satupun melerai
kesombongan meraja setiap sudut
segerombolan diktraktor
menghambat segala tuntutan jaman
 
Break shooting
Jakarta tgl 21 Okt 1995
 

MENDUNG ITU

Kala aku pergi, hujan begitu lebat dan pekat
seakan ada yang tertinggal dari bagianku
entah itu akan hilang seperti awan
ataukah menjelma jadi penyambung napasku
selama perjalanku hanya ada bayangmu...

Pekan baru, tgl 28 Nov 1995
Nenden Olla


PENANTIAN

Aku mencintaimu, sayang padamu ..
begitu bisikan setiap waktu
entah datang dari angin
dari gelap ....
atau terang sekalipun
Aku ingin disampingmu, dekat padamu ...
hasrat mencekam setiap arah
datang dari kesunyian
dari mimpi
dalam keramaianpun
ingin membalut lukamu…

Jkt, 25 januari 1996
Nenden Olla
 

D I R I M U

Kubiarkan dirimu meraba angan lubuk kalbu
Terhempas dalam kebisuan
raba hari tanpa hitungan
melayang terbang tak berujung

Dirimu
tak bisa berjalan tanpa kaki
Tak bisa menggapai satu tangan
kau di satu penghujung
Tak dapat ku membawamu
 
Nenden Olla
Jakarta, 11 pebuari 1995


LERAI

langit nitikan kata ,
lerai hujan tunjukan makna
buih mengembang gelombang
tiada kata ....,
tapak sunyi .....
irama menadah
curamnya hancurkan bara
tiada indah .... ,
tiada pesona .....
oh alam ... !
dimana wajahmu
 di sini luka tertanam
reguk seribu mimpi
 kiatnya telah punah
 bagai kidung
pujangga tiada bahasa


Nenden Olla
Jakarta 17 sept 1995
saat lagi ginting nih .... !


SUDAHKAH AKU BANGUN

Setapak demi setapak langkah melaju
masih panjang tiada ujung
jemari menari lara
ungkap  kejujuran

masihkah aku tidur ?
cakrawala tak menepi barat
dirundung rasa bersalah
fana dunia membahak ringai
mengarak kabut dusta

satu demi satu, segelintir kenangan
lantunan nada gelisah
dimanakah aku berada
sudahkah aku bangun ?

Nenden Olla
jakarta 17 september 1995
lagi nyantai nih ...

 
 
DIRIMU  II

Diperapian tungku yang menyala
hancurnya sebuah kesombongan
surat garis di nadi tangan
bahasan hati nurani

engkau digerak tangan
jauh merindu langlang jagat raya
takbir menentu lain
hayatmu lemah bergulai

Medan, 20, September 1995
Nenden Olla
 
PESONA

Aku terpesona
pada bulan .....
pada embun ...
pada nenek yang kesepian
pada cinta yang tenggelam
hanyut dalam kebisuan


KUIL

Ada sebuah kuil di belantara
gelap ...
pekat ...
jauh digapai ....
pengembalapun enggan berteduh

puingmu tinggal kerangka
sunyi ...
hampa ...
punah dimata
namun wujudmu saksi dewata


Jakarta, Putri duyung Ancol
tgl 30 september 1995
Nenden Olla


SUNYI

Aku hadir dalam kesunyian
Oh ..
sunyiiiiiiiiiiii sekaliiii...


HALUAN

Menapak putaran angin
Menembus badai
Pecahkan arah
Prahara membangkit asa
Suaka tak bergeming
Sang maha musnah
Bak titik kecil merapat
Habissssssssss .... !!


RANTAU

Pengembala bertanduk baja
Berteduh di kaki gunung
Di paha perawan tak berselangkang ....
Di topi petani bertopeng hijau
Sisa teroris masih berbaris
Arak - arak merah ... putih
Senjata bukan lagi tuah
Gencat lautan darah ....

FATAMORGANA

fatamorgana
membelah rasa ....
mengiris nadi
gaungnya telah mati

sang angkara
merasuk bumi
meremas badai
murkanya telah punah
 
Nenden Olla 15 January 1997
menunggu saur sambil ginting


MERPATI

Sejauh - jauh merpati terbang tinggi
Sayapnya tak bisa menembus langit ke tujuh
Akhirnya melanglang buana
Tak bisa turun dan tak dapat mengepak
Mampusssss .... Lo!!

10 agustus 1998


  
PINGGIR PANTAI

Ada ombak .....
Ada langit ......
Ada laut ......
Ada bangku .....
Kita duduk 
Hanya sesaat
Kau anganku
Inginkan dunia lain
kabur dech...
 
Nenden Olla
Jakarta, 22 Juni 1996

  
MATAMU

Teduh bercahaya kilaunya menembus sanubari
Menusuk detak jantung, melemahkan persendian
Menghentikan nadi
Sesaat perasaan terkungkung dalam bola matamu
Yang kian menyala dan tenang
Nenden Olla
Jakarta 24 Juni 1996



K A S I H

Kasih .....
Keinginan meraihmu begitu besar
seperti bumi menguasai manusia
seperti laut menguasai ombak
Namun gapaian terlalu jauh

Kasih ....
Beri aku Bintang atau bulan
yang dapat menerangi jagatnya
Aku ingin di sampingnya
Saling berjaga

Kasih ....
Sudah lelah tuk berkelana
Sudah jenuh ku mencari sosok cinta
Aku ingin berdiam
Merenung dalam gelap

Kasih .....
Ungkapan ini tidak jauh dari mimpi
seperti  pijakan kenduri
Maukah kau perduli
tentang keinginan naluri

Kasih ....
Ada lagi satu rangkaian kata
Cintailah diriku seperti arus gelombang
agar bisa bicara, menyapa alam raya
bahwa hidupku akan tiada

Kasih ....
Mengakhiri cerita tentang kita
sangat panjang dan menawan
Karna diri kita sumber segalanya
tapi harus kuakhiri dunia

Kasih ....
Selamat tidur dengan pulas
Aku akan selalu terjaga
Menyatukan hasrat berdua
Kasih jemariku terkulai lemah...

 Nenden Olla
Jakarta 23 Juni 1996


SAYANG .....
Hidup ini indah
Bahkan terlalu indah
Disaat dua pandang menyatu
Menggetarkan denyut jantung
Merekahkan senyum yang hilang
Bagai pajar menyambut pagi
Bagai bulan songsong sinari gelap




                       YA... ALLAH.... ?!

Langkah ini demikian berat ....
Perjalan panjang ...., tak berujung
Ke Timur matahari tiada terbit dari sana
Ke Barat rembulan tak mau nampak
Mestikah menginjak hari tanpa hitungan
atau biarkan semua in mengiris nadi..
Hanya padaMu .... !!

Kehadiran akan kekal abadi ... ??!!
Andai Kau ingin dunia ini kiamat dari pandanganKu
Pejamkahlah mataku dalam damaiMu
Tiada pilihan ... kecuali dekat padaMu ....
Jiwa dan raga hanya milikMu
Suatu saat akan kembali kesisiMu
Ya ... Allahh .... !!!


  Essen, tgl 23 Pebruari 1999


DALAM KEMATIAN

ALUNAN IRAMA ROMANS POLANSKY
TEBARKAN UDARA PUTIH ...
HAMPA
MENERAWANGKAN
DAMAI ALAM MAYA
TUNDUKKU PADA KEMATIAN


PENDETA

SANG PENDETA
PUTUS ASA
DALAM HIDUP ....
DALAM BAYANGAN SILAM
DALAM CINTA .... !
KASIH TAK SAMPAI
 
Pagi jam 1 - 30, Tgl 6 Pebruary

 
SAAT KEMATIAN

JEMARI LENTIK TERKULAI LEMAS
SENYUMAN KETIR MENGIBA
DARAH MENETES PERGELANGAN
PENANTIANNYA ....
TERLALU PANJANG
TIADA TERJAWAB
HANYA SEBILAH PISAU
TELAH MENGIRIS NADINYA ....

Tgl 6 pebruay, jam 2 - 00 pagi


BEBAN KEMATIAN ?

Dunia pana merasuki raga serakah
Otaknya dijejali gelimang harta
Khayalnya langkahi sang penguasa
Lupa kodrat ilahiah
Kematian tumbang sini, tumbang sana
Penderitaan meraja lela
Kursimu tetap bergoyang
 Menina bobokan
Mimpimu tabur kegalauan
Tidurmu tak kan lelap
Memilah penindasan
Hingga napasmu melemah
Di sanalah beban matimu
Marakal maut pun
Urung menjemput

 Awal nopember 1998

 
KEMATIAN - KEMATIAN ?

Kejadian huru hara berlangsung menuju jalan utama dari rumahku...

Aku berada dalam mobil Essteemku yang tidak bisa bergerak... 
Arak2an masa mengguncang-guncang dan mengetuk-ngetuk mobilku...
Ku buka kaca, menyodorkan jisamsuku.. Mereka mengisapnya dan meminta jatah reman untuk membebaskan jalanku yang mulai merayap dan terhenti lagi dalam kekacauan huru, hara... 

Aku selalu berada dalam mobil sendirian di tengah huru,hara pembakaran, penjarahan, pengrusakan... Semua atm tidak berpungsi.. Suasana mencekamkan..  

Mesin2 atm dihancurkan, pertokoan dibakar dan dijarah... mobil di rusak dan dibakarnya... Kulihat pemilik2 toko dipinggir jalan ketakutan ada yang disuruh buka pakaian dan disuruhnya keluar... 
arak2an itu  membakar seluruh isinya termasuk benda skunder mobil dan motor...
arak2 masa menggedor pintu kaca mobilku ingin melihatku... dan aku membuka kaca mobil... Mereka langsung mengamankan dari mobil2 yang sudah dibakarnya di depan dan di belakang  mobilku.. 
Mobilku disuruh muter balik arah melewati beberapa mobil sudah dibakarnya... diamanakan di komplek perumahan...


Aku selalu dapat pertolongan diarahkan pada  jalur aman meski harus menunggu waktu hingga larut malam yang begitu sangat menegangkan... Suara srinei, suara letusan senjata, suara hiruk pikuk masih terdengar.... Dan aku hanya bisa berdo'a dan menangis... 'Moga kejadian tragis ini cepat berakhir'
     
Hari ini tgl 14 Nopember jam 12 malam, sudah berlangsung huru - hara  


Kegetiran mencekam lagi di pusat kota Jakarta
Jeritan histeris .... arak - arakan masa ....
Pembakaran ...., penjarahan ..., letupan -letupan senjata
Aparat memporak perondakan kekokohan mereka
Korban bergelimpangan darahpun bersimbah
Pejuang bangsa maju terus pantang mundur
Demi reformasi

Pejuang ...  !
Berjuta rakyat mendukungmu atas pengorbananmu
Berjuta do`a mengiring kepergianmu
Berjuta rakyat menunggu kepulanganmu .....
Dan esok lusa kami mengenang jasa - jasamu
Maka teruskanlah tekadmu demi Negaramu
Yang sudah lebur karena sikap Otoriter kedudukan

Pejuang .... !!
Tangis ini tidak sia - sia atas keberanianmu .....


  Salam Repormasi

Airmataku tiba - tiba mengalir
Tahun- tahun penjajahan menjelma kembali
Kini yang dihadapi bangsa sendiri
Penghancur generasi penerus
Kenapa kita baru melek ... ?
Kenapa sudah demikian rapuh ... ?

Ya ... Tuhan !
Jiwa ini tak ubahnya seperti patung
Yang tidak bisa ikut berjuang kedalamnya
Tak dapat mempertahankannya

Tuhan .... !!
Negara ini sebenarnya sedang mengarah kemana
Apapun yang terjadi ...
Tak akan gentar untuk pergi dari kota ini
Biarkan nurani jiwa ini tertinggal di sini
Merasakan apa yang mereka rasakan di sana


 Korban - korban itu ....

Mereka membantainya tanpa batas
Kenapa harus dengan senjata
Kenapa harus dengan kekerasan
Kenapa harus mereka ?
Kenapa benteng Negara
Nuraninya sudah terpuruk
Seakan ingin membumi anguskan
Negara Indonesia yang sudah tercemar

 
Pagi ini menjelang jam 2 subuh, aku benar - benar terkesiap mendengar berita - berita di radio, opini - opini penelepon beragumentasi tentang kejadian hari ini hingga berjatuhannya korban oleh peluru tajam, beberapa orang diberitakan meninggal lalu beragumentasi tentang kejadian hari ini beragumentasi tentang kejadian be beragumentasi tentang kejadian hari ini hingga ber beragumentasi tentang kejadi beragumentasi  beragumentasi tentang kejadian hari beragumentasi tentang kejadian hari ini hingga berjatuhan korban….?

TERDENGAR SEDU SEDAN BERKUMANDANG LAIN IRAMA
BAHKAN JERIT  HISTERIS MENGANTAR KEMATIAN


 Jakarta, 24 Maret, 1997
Nenden olla










Tidak ada komentar:

Posting Komentar